Catatan Pendakian Gunung Gamalama 1700MDPL


Catatan Pendakian Gunung Gamalama, 1700MDPL

*Notes : Foto-foto narsis lebih banyak daripada foto pemandangan dengan alasan cuaca
Cerita ini bermula ketika saya dan ketiga teman saya begadang dan main kartu dirumah saya hingga pagi #Astagfirullah :D saat menjelang pagi tiba, ketiga teman saya mengajak saya naik gunung pada hari itu juga dan inilah percakapan yang terjadi :
( Percakapan telah di translate ke B. Indonesia :D )
Ghandi : “ Alvi, Naik gunung yuk !“
Alvi        : “ kapan ? “
Ezha       : “ Sekarang ni “
Alvi        : “ Gila lu..!! masa mendadak, lihat cuaca sana “ ( sambil menunjuk arah gunung )
Milas     : “ Sekarang aja, waktu libur gue Cuma hari ini dan besok “
( Akhirnya setelah gue dibujuk dan dibully secara kata-kata selama 30 menit gue pun setuju )



( menuju pos 1 )
Akhirnya kami pun mempersiapkan peralatan untuk mendaki gunung. Gue yang memang baru pertama naik gunung dan sudah membaca artikel pendakian secara berulang-ulang membuat saya mempersiapkan barang-barang secara Komplit untuk kami dan kira-kira inilah yang kami bawa :-  Air 4L-   Mie 4- Kopi 4- Snack 2- Minyak kayu putih- Obat- Pisau lipat-  Kompor dan bahan bakar TentaraBarang-barang yang kami persiapkan terbilang extreme karena terlalu sedikit, namun tidak terlalu kami pikirkan. Setelah perlengkapan kami komplit, kami langsung menuju ke Tempat awal pendakian yaitu kampung moya. Kami mencari orang yang menjaga di gerbang awal namun tidak terlihat sama sekali akhirnya kami pun langsung mendaki

( istirahat bentar )

( Pos 4 )
saat baru berjalan beberapa ratus meter saya sudah pucat saya bergumam “ dasar kalau memang mau naik gunung mestinya besok, tau begini gue gak begadang dan minum es jeruk jam 3 pagi “ #CURHAT saya yang memang goblok udah pakai jaket saat masih baru mendaki, akhirnya gue pun jadi banjir keringat.Perjalanan dari gerbang awal ke post 1 begitu panjang bahkan terpanjang dari semua pos entah beberapa kilometer tetapi jalanannya Cuma menanjak dengan kemiringan 10-20` dan melewati perkebunan cengkeh dan pala masyarakat sehingga dapat tercium dengan jelas Bau cengkeh yang khas.

( harus azan disini )

( dari pos persinggahan )

( pos 3 )



Akhirnya kami berhasil sampai di Pos 1. Kami pun beristirahat panjang disini sekitar 30 menit. Oh ya di Pos 1 ini kita diharuskan Azan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke pos persinggahan nah jalur antara pos persinggahan dan pos 2 ini yang melelahkan karena jalannya menyerupai tangga yang tinggi sehingga kita harus menaikkan lutut secara maksimal. Setelah beberapa jam kami pun sudah tiba di Pos 2. Kami pun melanjutkan perjalanan ke POS 3, perjalanan antara pos 3 dan Pos 4 memang indah karena tersaji pemandangan indah dan jalannya yang naik turun tidak seperti pos sebelumnya yang total naik namun jalannya kecil dan disebelah kiri jurang sehingga jika terpeleset sedikit saja anda pulang tinggal nama.Setelah beberapa jam kami sampai di Pos 4 yang berupa Rumput pisau yang tinggi namun orang sini menyebut POS 4 dengan “Kano-kano” disini sudah diharuskan untuk Azan karena menurut kepercayaan local jika tidak azan disini jalan kano-kanonya tak terbuka.






( pemandangan tertutup kabut tebal )


Jalan dari pos 4menuju Pos 5 benar-benar menyenangkan karena hanya turunan dan jalan datar juga pemandangan hijau yang menyegarkan mata. Saat sampai di POS 5 kami pun sudah dapat mencium bau belerang yang menyengat akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda di Pos 5. Disini Angin berhembus sangat kencang sehingga Jika siapa saja bahkan Ade rai jika menaikkan layang-layang pasti akan terbawa angin :D








( indah, sayang tak bisa terfoto dengan baik )




saat malam tiba pemandangan Neon benar-benar indah namun sayangnya kami harus segera menuju tenda karena tiba-tiba saja hujan. Saya yang sedang tidur tiba-tiba terbangun pukul tiga pagi karena kaki saya yang tidak dapat bergerak setelah dicoba digerkaan kaki saya tetap tidak mau bergerak akhirnya saya paksakan dengan tangan saya ternyata saya terkena Hipotermia.






Notes :

- Untuk mendaki membutuhkan 4-5 jam tergantung fisik
-  Untuk Turun membutuhkan 2-3 jam tergatung fisik
-  Terdapat mata air pertama di “Barangka”3 ( susah untuk didapat )
- Mata air kedua mudah untuk didapat terdapat di perjalanan menuju POS 4 jika terdapat jalan percabangan dengan papan besi belok kanan untuk menuju mata air abdas
-  Jangan lupa bawa sesuatu yang bisa menutup tenda dari hujan
- Saat ditanya warga local di Pos 1 menuju pos 2 jawab saja sejujurnya jika anda belum lapor anda akan diminta untuk turun kembali. Saat ditanya “dalam rangka apa “jawab saja “ Niat “
- Jangan mendaki dalam jumlah ganjil ( kepercayaan local )






Komentar

  1. Seriusan mesti adzan ??? Coba besok naik lagi ngak adzan, kira2 kebuka ngak ??? Adzan kan panggilan sholat kok jd pembuka jalan #MasihPenasaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha kalau naik lagi gak adzan itu nyari bahaya... kita saja dalam perjalanan jatuh hingga lebih dari 20 kali ( total )... gunung di Ternate masih terikat kuat dengan adat...

      Hapus
    2. aku juga jadi bertanya-tanya..bagaimana sejarahnya sampe harus adzan.....,sepertinya harus dibuatkan postingan tersendiri untuk adzan di gunung ini....
      btw- memang benar sich...kebanyakan foto-foto narsis....he hehe....
      keep happy blogging always..salam dari Makassar :-)

      Hapus
    3. Saya juga kurang tau mengapa harus adzan saya hanya mengikuti adatnya saja untung saja adatnya sesuatu yang berhubungan dengan Ke Islaman soalnya jika adatnya harus sesajian maka saya tidak akan mengikutinya... tentu saja jika anda ingin saya buat postingan mengenai alasan mengapa harus adzan..
      Hehehe soalnya pas cuma bawa HP dan cuaca juga buruk jadi gak bisa foto alam...

      Hapus
    4. ,KISAH NYATA ,
      Aslamu alaikum wr wb..Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
      Bismillahirrahamaninrahim,,senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman2 melalui room ini,
      sebelumnya dulu saya adalah seorang pengusaha dibidang property rumah tangga dan mencapai kesuksesan yang luar biasa,
      mobil rumah dan fasilitas lain sudah saya miliki, namun namanya cobaan saya sangat percaya kepada semua orang,
      hingga suaatu saat saya ditipu dengan teman saya sendiri dan membawa semua yng saya punya,
      akhirnya saya menaggung utang ke pelanggan saya totalnya 470 juta dan di bank totalnya 800 juta ,
      saya stress dan hamper bunuh diri anak saya 2 orng masih sekolah di smp dan sma,
      istri saya pergi entah kemana dan meninggalkan saya dan anakanaknya ditengah tagihan utang yg menumpuk,
      demi makan sehari hari saya terpaksa jual nasi bungkus keliling dan kue,
      ditengah himpitan ekonomi seperti ini saya bertemu dengan seorang teman dan bercerita kepadanya,
      Alhamdulilah beliau memberikan saran kepada saya, dulu katanya dia juga seperti saya stelah bergabung dengan KI WONGSO hidupnya kembali sukses,
      awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama satu minggu saya berpikir dan melihat langsung hasilnya,
      saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI WONGSO di No +62852-9958-5055.
      Semua petunjuk AKI saya ikuti dan hanya 3 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah Demi AllAH dan anak saya,
      akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya, semua utang saya lunas dan sisanya buat modal usaha,
      kini saya kembali sukses terimaksih KI WONGSO saya tidak akan melupakan jasa AKI. JIKA TEMAN TEMAN BERMINAT,
      YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH, SAYA SUDAH BUKTIKAN DEMI ALLAH SILAHKAN HUB KI WONGSO DI +62852-9958-5055. (TANPA TUMBAL/AMAN).

      Hapus
  2. iyaaa masih penasaran knpa mesti azan :D Eh, tp kalo da menyangkut kepercayaan lokal, aku ga mw nyepelein jg.... Bahaya :)

    btw Fi, kalo yg non muslim gmn dunk? Gunung Gamalama msh aktif ga sih sbnrnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang tau juga mengapa mesti adzan... tapi kata penduduk lokal udah adat, jika tidak adzan kabut akan menutupi jalan dan juga kano-kano tak terbuka ( kurang tau juga sih )..
      Untuk noj muslim yang naik gunung ini harus didampingi seorang muslim. Gunung gamalama masih aktif hingga sekarang bahkan salah satu gunung yang sering erupsi..

      Hapus
  3. Waduh sampai hipotermia, tapi sepadan dengan pemandangannya, ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iiia.. pemandangan malamnya ok banget.. sayang gak bisa lihat sunrise waktu pagi

      Hapus
  4. Wah sayang banget mendung gitu pemandangannya :D
    nggak ada kawah nya kah itu gunungnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iiia kak, cuacanya gak mendukung... ada kok kawahnya tapi harus summit attack..

      Hapus
  5. wah wahh, asyikk bangeet! pengen euy! :D
    hipotermia sakit ga, mas? :D


    Salam kenal dari negri sebrang ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hipotermia itu bikin kita gak bisa merasakan apa-apa lagi akibat kedinginan atau lebih tepatnya mati rasa....
      Salam kenal juga... terima kasih sudah berkunjung...

      Hapus
    2. Hipotermia bahaya loh, banyak pendaki yang kehilangan nyawanya karena hipotermia

      Hapus
  6. Sudah nyoba mendaki G. Ciremai Belum Bang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum bos... gimana view gunung ciremai bagus...?

      Hapus
  7. wah seru tuh kayaknya, jadi pengen daki gunung -,-
    belum pernah soale

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks kunjungannya kak... coba saja mendaki yang ringan dulu kak seperti kawah ijen...

      Hapus
  8. Wow .. ini postingan bikin mupeng deh, kapan bisa ke sana ya? :)

    BalasHapus
  9. Kalo suka naek gunung main ke Bandung.... Alfi tinggal pilih mau ke gunung mana hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha saya yang terbiasa cuaca panas ternate tidak tahan dengan cuaca dingin pegunungan.... memang enak sih naik gunung tapi hipotermianya bikin ngeri...

      Hapus
  10. jadi kangen naik gunung lagi hehee, saya di Indonesia Timur baru Naik Ke Rinjani saja Mas, sukses yah pendakiannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh kak gunung rinjani itu gunung impian para pendaki termasuk saya.... iiia ka, sukses juga ya...

      Hapus
  11. Terdapat beberapa kesalahan dalam mendaki neh. Jangan anggap remeh alam yaaakkk... Semua harus dipersiapkan secara matang... Mana gak pake lapor lagi,,, klo ada apa2 gimana????

    *temenin aku ya klo ke sana hahaha*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iiia kak soalnya persiapan buru-buru... soalnya gak ada yg lapor jadi langsung aja...
      Ok kak, yg penting cuaca mendukung aja...

      Hapus
  12. waw. pasti dingin bener ya gann di atas sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dingin gan... rasanya seperti dikulkas... :D

      Hapus
  13. Gunung Gamalama itu yang di gambar uang 1000-an itu ya? Wah, belum kesampaian ke sana nih. Pengen juga ikut Festival Teluk Jailolo :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang ada di gambar uang 1000 itu gunung tidore dan maitara... tapi pengambilan gambbarnya dari ternate.. ayo kak mampir ke ternate..

      Hapus
    2. eh, kamu asli sana ya? Wah wah mau dong mampir hahaha *modus* :)

      Hapus
    3. lahir disini kak tapi ortu orang jawa jadi gak bisa dibilang 100% asli... boleh kak..

      Hapus
  14. Balasan
    1. Seru gan... apalagi kalau naik barang sahabat...

      Hapus
  15. denger Gamalama, jadi inget sama bunda Dorce deh...bukankah nama itu hingga sekarang jadi trade mark nya bunda kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iiia... nama dorce gamalama mungkin diambil dari gunung ini...

      Hapus
  16. denger Gamalama, jadi inget sama bunda Dorce deh...bukankah nama itu hingga sekarang jadi trade mark nya bunda kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dorce pernah beberapa kali ke ternate, beberapa keluarga saya kenal bahkan mungkin akrab dengannya....

      Hapus
  17. Itu kenapa emang kok harus azan ya? eh, bukannya gunung gamalama itu masih aktif ya? naiknya mayan ngeri pasti :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ngak tau, itu kepercayaan lokal disini. iia masih aktif medannya juga sulit

      Hapus
  18. Pengen sekali2 coba naik ke sana. Baru sekali naik gunung kemarin di Gunung Papandayan, Garut 2622 mdpl. Ternyata asik naik gunung. :)
    Salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo kak mampir ke ternate... nanti saya bawa jalan deh.. eh btw baru tadi malam ni gunung meletus... -,-

      Hapus
  19. Ternyata ada yg lebih narsis dari saya,,hahahha. :D
    Seharusnya postingannya fokus ke gunung dan pemandangannya,,soalnya saya penasaran dengan gunung dan alam disana kayak gimana.hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kak, cuma dipostingan ini aja kok narisisnya suer.... hahaha :D cuacanya lagi gak bersahabat buat moto waktu itu

      Hapus
  20. Pengen dah ke daerah sana, kalo tempat saya gunungnya banyak yang udah mainstream. hehehe.. Penasaran juga sama Gunung Gamalama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo kak mampir kesini. banyak tempat menarik loh disni.
      wah emang dari daerah mana kak..?

      Hapus
  21. aku pernah tinggal di ternate slama 11 blan. sempet pngen naik gunung tapi ga jd krna cuaca yg tdak memungkinkan. jadi cuma sempet muretin gunung gamalama aja.
    kangen sama pisang lumpur ya ternate

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha gimana Ternate kak..? cuaca di gunung gamalama memang labil.. ayo mampir lagi ke Ternate.

      Hapus
  22. insyaallah mampir jika uang sudah terkumpul banyak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo mampir.. ditunggu.. eh ada blog kak..?

      Hapus
  23. Alfi,

    salam kenal. saya dan teman-teman (kami bertiga) berkunjung ke Ternate, Tidore dan Jailolo awal Februari 2015 lalu. Kami juga sempat hiking ke Gamalama ditemani oleh 2 warga lokal, salah satunya bekerja di kedaton.
    seandainya saya visit blog ini sebelum berangkat ke Ternate, tentunya akan banyak sekali tips2 yang bermanfaat buat saya dan teman-teman.

    kami berlima mendaki setelah sebelumnya izin dahulu kepada tetua adat setempat. di pos 4 pun salah satu guide kami yang asli warga Ternate melakukan semacam ritual, dia malah sampai berganti baju warna putih dari atasan sampai bawahan. tapi saya tidak tahu apakah ritual yang dia lakukan sama dengan yang alfi jelaskan pada tulisan di atas, karena saat dia lakukan ritual tersebut kami disuruh menunggu dan tidak boleh masuk kano-kano.

    setelah foto-foto kamipun summit attack bertiga, dua guide kami menunggu saja di pos 5. seperempat jalan lagi sampai puncak saya jatuh dan merosot sampai hampir setengah perjalanan, ketika akan melanjutkan naik lagi ternyata tangan dan perut saya sudah berdarah-darah, akhirnya saya urung summit attack dan memutuskan turun ke pos 5.

    dua teman saya yang laki-laki berhasil sampai puncak yang baru saja meletus
    Desember 2014 lalu. mereka diatas hanya 1 menit saja karena disana tercium bau belerang yang cukup kuat. kondisi permukaan tanah pun retak-retak, mereka bilang jika ada tambahan satu orang saja, bisa-bisa puncak itu amblas (/o\). jadi agak lega juga walaupun ga berhasil summit attack :)). tapi luka saya terbayar karena pemandangan di pos 5 pun worth it banget. walaupun sesekali tertutup kabut saya bisa melihat laut dan pulau-pulau sekitar Ternate dari sini.

    perjalanan turun yang harusnya cuma memakan waktu 2-3 jam menjadi molor karena saya dan teman-teman bercanda dan mengobrol sepanjang jalan. tak terhitung berapa kali kami jatuh dan terpeleset selama perjalanan turun tersebut. kami mencapai desa terakhir gerbang pendakian tepat saat adzan maghrib.

    saya sangat terkesan dengan perjalanan saya ke Ternate, Tidore dan Jailolo kemarin. alam yang indah, penduduk yang ramah adalah kombinasi yang sempurna. sungguh kalau ada rezeki saya ingin sekali kembali kesana. masih banyak tempat-tempat spectacular yang belum sempat kami datangi.

    saya add Alfi di facebook boleh? nanti saya post foto-foto kami di Gamalama, Tidore, Jailolo ;).

    salam,

    BalasHapus
  24. seru kayaknya mendaki gunung, tapi gambar di pegunungannya kurang terlihat, banyak kabut jadi gak terlihat mungkin ya.

    BalasHapus
  25. Wah, asyik juga membaca kisah perjalanan mendaki gunung Gamalama. Terimakasih mas sudah berbagi. Saya kog jadi pingin mendaki kesana ya? Persiapan apa yang harus saya lakukan?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah NGADe, Guest House dan Villa di Ternate